Si Pemberi Bioekonomi Perikanan Itu Kembali di Hari yang Mulia, Jum’at 28 Juni 2013*

Oleh:  Nur Aini

Mengenal Beliau sebatas mahasiswa pascasarjana semester II yang haus ilmu.  Seperti biasa, aku dan teman-teman menunggu kedatangan dosen yang akan mengajar kami dalam salah satu ruangan di lantai 4 tanpa gerbong atau tangga elektronik kampus IPB Dramaga.

Sedikit terengah-engah dengan sepotong payung yang juga Beliau gunakan sebagai tongkat.  Beliau tiba hendak membagi ilmunya pada kami.  Mata Kuliah yang diajarkan adalah Metodologi Penelitian, tim bersama Prof. Didi Dahuri.  Beliau lebih banyak memberikan materi cara atau teknik metodenya, seperti perhitugan Bioekonomi Perikanan.

Hanya satu kali pertemuan, kami menerima kuliah di ruangan di lantai 4 tersebut.  Pertemuan berikut, kami meminta kuliah di ruangan Beliau saja, di lantai 1 berjarak lima ratus meter dari tempat pertama kami kuliah.  Betapa kami tak bertahan kuliah di lantai 4 dengan jarak yang cukup jauh untuk seorang guru yang kami muliakan, yang sedang mengalami sakit komplikasi.  Kami yang muda dan sehatlah yang harus menjemput ilmu padanya.

Sekalipun Beliau tergolong sakit parah menurut kaca mata kami yang baru mengenal Beliau, Beliau tak pernah hilang semangat membagi ilmunya pada kami.  Di akhir-akhir kami kuliah dengan Beliau, kami mempresentasikan tugas dihadapan Beliau, kami sempat melihat Beliau menahan sakit yang luar biasa.  Terpancar dari gerak-gerik Beliau menahannya hingga Beliau mematahkan kepala ke depan di atas meja atau menengadahkan kepala.  Sepertinya Beliau sedang melawan sesuatu yang menggerogotinya.  Saat itu, kami terdiam dengan perasaan masing-masing.  Pastinya kami cemas, di antara kami mahasiswa Beliau, hanya berpandangan.  Sungguh kami tidak tega melihat Beliau menahan sakitnya.

Satu hal yang tidak akan aku lupakan, bahwa kami “dipaksa” membuat tugas proposal penelitian.  Dan akhirnya, tugas proposal itu lah yang kulanjutkan menjadi penelitian tugas akhirku.

Meskipun Beliau bukan pembimbingku, namun aku tidak sungkan untuk berkonsultasi menyempurnakan proposal penelitian, draf penelitian, bahkan perbaikan menjelang ujian tesis pun aku masih berkonsultasi dengan Beliau, selain dengan pembimbingku tentunya.  Aku kenal baik dengan isteri Beliau, Uni Dini yang berasal dari Bumi Bertuah Sumatera Barat.  Aku pun meminta kesediaan Beliau sebagai Penguji tesisku.  Karena menurutku, Si Pemberi ilmu lah yang benar-benar tahu, apakah aku bisa menyerap ilmu yang diajarkannya.

Rentang 21 bulan waktuku untuk menyelesaikan studi master, relatif tidak terlalu lama.  Namun cukup lama, saat menunggu waktu ujian tesis.  Rasanya semua jurus yang diajarkan Beliau selama kuliah satu semester benar-benar teraplikasi saat aku mengolah data hasil penelitian.  Agar aku tidak lupa, dinding kamar kos jadi sasaran madding, penuh dengan Rumus-rumus Bioekonomi.

Dan tetap saja, banyak yang diingat, banyak pula yang lupa.  Satu pertanyaan yang aku lupa sama sekali jawabannya adalah saat Beliau memberi pertanyaan, tentang salah satu uji yang wajib dilakukan dari Analisis Bioekonomi.  Padahal uji tersebut sudah ada dalam tugas akhirku tersebut.  Aku berusaha keras untuk mengingat, apa nama uji yang ditanyakan Beliau.  Sampai akhirnya aku menyerah, “saya lupa, Pak”  jawabku merendah. 

Aahhh, kini Beliau telah tiada.  Telah kembali pada Sang Pemiliknya.  Semoga semua amal ibadah Beliau menemani Beliau di alam sana.  Kiranya keluarga yang ditinggal, dalam ketabahan dan dipertemukan kembali bersama orang-orang tercinta di syurga-Nya kelak, Aamiin.

*In memorian for:  Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.Si